Properti 2024 Diramal Cerah, Pengembang Sebut Ini Salah Satu Faktornya
Deskripsi
Jakarta - Dua minggu berlalu sejak pemilu 2024 digelar, saat ini adalah waktu yang tepat untuk melihat kembali pergerakan rencana bisnis properti di Indonesia.
Wakil Ketua Umum DPP Realestat Indonesia (REI), Ikang Fawzi mengatakan sekarang sudah waktunya untuk memperkuat propertI di Indonesia. Dia menyebutkan REI telah melihat beberapa faktor yang dapat menggerakkan properti di tahun 2024 yang perlu disambut dengan optimis.
"Sejauh ini kondisi politik dan makro ekonomi nasional cukup baik, meski pun ada riak-riak yang merupakan dinamika demokrasi. Tapi secara umum kondisi berjalan stabil dan sektor properti di 2024 dapat tumbuh di kisaran 7%-10%," kata Ikang Fawzi seperti yang dikutip dalam pernyataan tertulis pada Selasa (27/2/2024).
Salah satu faktor pendukung pertumbuhan sektor properti di Indonesia adalah kebijakan insentif Pajak Pertambahan Nilai di Tanggung Pemerintah (PPN DTP) yang akan mulai diterapkan sepanjang tahun 2024. Penetapan PPN DTP juga telah diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No-0- tahun 2024 pada 13 Februari 2024 lalu.
"PMK ini memberikan kepastian dan membuat pasar properti semakin bergairah, karena minat konsumen semakin meningkat terutama untuk sub-sektor residensial baik rumah tapak maupun apartemen yang ready stock (siap huni) dengan harga di bawah Rp 5 miliar," ujar rocker era 80-an itu.
Lalu kebutuhan perumahan di Indonesia dari tahun ke tahun juga angkanya terus meningkat. Diketahui hingga kini backlog yang perlu dituntaskan di Indonesia mencapai 12,7 juta unit. Ada pula kebutuhan dari end-user sebanyak 800.000 unit yang perlu ditambah setiap tahunnya. Dengan demikian, REI menilai sub-sektor residensial akan tetap menjadi primadona di 2024.
Faktor lainnya yang akan mendorong peningkatan kinerja sub-sektor residensial di 2024 adalah tingkat suku bunga kredit pemilikan rumah dan kredit pemilikan apartemen (KPR/KPA). Dikatakan saat ini pengenaan suku bunga tersebut terus menurun dan dapat membuka peluang pertumbuhan penyaluran kredit properti.
Saat ini suku bunga acuan tinggi yang terjadi di berbagai negara sudah mencapai puncaknya. Begitu pula suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR) yang diprediksi akan turun di 2024. BI (Bank Indonesia) juga memproyeksikan kemungkinan suku bunga acuan akan kembali dipangkas dalam beberapa waktu ke depan.
"Kemungkinan di semester II-2024 suku bunga acuan BI mulai turun. Penurunan BI Rate itu akan menjadi angin segar bagi sektor properti jika diikuti dengan penurunan bunga KPR/KPA," jelas Ikang.
Tidak berdiam diri, REI menawarkan pendekatan propertinomic sebagai solusi untuk mendorong pertumbuhan sektor properti termasuk perumahan.
Dijelaskan propertinomic ini bertopang kepada 4 pilar yakni kelembagaan, kebijakan, anggaran dan penetapan proyek-proyek properti sebagai Program Strategis Nasional (PSN).
"Pasca pemilu akan terbentuk pemerintahan baru yang legitimate. Kami berharap akan adanya kementerian khusus yang menangani perumahan, permukiman dan perkotaan. Hal itu penting agar kebijakan yang dibuat pemerintah mampu mendukung ekosistem penyediaan perumahan termasuk kenaikan anggaran untuk pembangunan perumahan," ucapnya.
Hal senada juga diucapkan oleh Chief Marketing Officer Elevee Condominium, Alvin Andronicus yang meminta para pengembang untuk terus bergerak menuntaskan backlog dan mendukung program pemerintah.
Beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk realisasi perkembangan industry properti di Indonesia adalah dengan meningkatkan promosi, kerjasama produk denga sejumlah bank, pemberian paket-paket pembayaran untuk konsumen, serta aktif melakukan marketing roadshow ke beberapa daerah potensial.
"Tidak hanya ajakan, atau edukasi ke pasar terkait produk yang ditawarkan. Kita juga harus memberikan informasi terkini terkait progress pembangunan Elevee. Contohnya di beberapa titik media luar ruang, kita buatkan videotron LED untuk memberikan informasi progres pembangunan proyek, secara berkala," jelas Alvin.
Baca artikel detikproperti, "Properti 2024 Diramal Cerah, Pengembang Sebut Ini Salah Satu Faktornya"
Sekar Aqillah Indraswari - detikProperti
Berita Lainnya
Perang Dagang 2025: Ketika Dua Raksasa Ekonomi Kembali Bertarung
Tahun 2025 belum genap berjalan setengah, tapi dunia sudah dihadapkan kembali pada ketegangan global: perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Setelah sempat mereda, konflik dagang ini kembali memanas – dan kali ini, dampaknya lebih luas dari sebelumnya.
???? Awal Mula Kembali Memanas
Presiden AS, Donald Trump, kembali menjabat pada Januari 2025. Tak butuh waktu lama, ia kembali ke strategi proteksionisnya. Tarif tinggi kembali dikenakan pada barang-barang impor dari China, dengan angka yang mengejutkan: hingga 145%. Tak tinggal diam, China membalas dengan tarif 125% untuk produk dari AS.
Bagi dua negara ini, perang dagang bukan hal baru. Tapi di tengah ekonomi global yang masih rapuh pasca pandemi dan krisis energi, perang tarif ini bisa menjadi percikan yang memicu kebakaran ekonomi yang lebih besar.
???? Dampak Global yang Tak Terhindarkan
Perang dagang ini tidak hanya berdampak pada dua negara besar. Negara-negara berkembang seperti Indonesia juga ikut merasakan getarannya. Ketergantungan terhadap ekspor dan impor dari dua raksasa ini membuat banyak negara harus berpikir ulang soal strategi dagang mereka.
Sektor manufaktur terguncang. Harga bahan baku naik, rantai pasok terganggu, dan pasar ekspor menyusut. Negara-negara seperti Indonesia pun mulai melakukan langkah antisipatif.
Bagaimana Indonesia Merespons?
Indonesia bergerak cepat. Kementerian Perdagangan menyusun strategi diversifikasi pasar—memperluas jangkauan ekspor ke negara-negara di Timur Tengah, Afrika, dan Asia Selatan. Di saat yang sama, Indonesia resmi bergabung dengan forum BRICS pada awal 2025, menandai babak baru dalam posisi geopolitiknya.
Namun langkah ini tidak tanpa risiko. Amerika Serikat mengancam akan mengenakan tarif 100% pada negara-negara anggota BRICS. Ini membuat posisi Indonesia menjadi rumit: antara menjaga hubungan dagang dengan AS, atau memperkuat aliansi baru.
???? Apa yang Bisa Kita Pelajari?
Perang dagang 2025 jadi pengingat bahwa dalam ekonomi global, tidak ada yang benar-benar kebal dari dampak kebijakan luar negeri negara besar. Negara-negara kecil dan berkembang harus cerdas dalam membaca arah angin, dan bersiap dengan strategi jangka panjang.
Diversifikasi ekonomi, memperkuat pasar dalam negeri, dan beradaptasi dengan perubahan global adalah kunci. Dunia sudah berubah, dan cara lama tak lagi relevan di era baru ini.
Perang dagang ini menunjukan kalau dunia bisnis dan ekonomi dapat berubah sewaktu-waktu. Kita tidak bisa santai-santai aja, harus adaptif dan siap pivot.
Karena di era sekarang, yang adaptif yang bakal survive. ????????
5 Pilihan Tanaman Pakis untuk Mempercantik Ruangan
AKARTA, KOMPAS.com - Meletakkan tanaman hias dalam ruangan dapat membuat ruangan makin cantik dan lebih hidup. Bila Anda sedang mempertimbangkan untuk menambahkan tanaman hias ke dalam ruangan, tanaman pakis bisa menjadi pilihan. Tanaman pakis memiliki daun yang hijau cerah dan rimbun sehingga membawa suasana alam ke dalam rumah.
Dikutip dari Love to Know, Minggu (19/3/2023) berikut ini 5 tanaman pakis yang cocok untuk mempercantik ruangan.
1. Pakis asparagus Pakis asparagus (Asparagus aethiopicus) sebenarnya bukanlah pakis. Tidak seperti pakis sejati, tanaman ini menghasilkan biji dan bukan spora.
Tanaman ini memiilki daun berbulu yang terlihat seperti tanaman asparagus, tetapi tidak menghasilkan makanan. Ketika ditanam di dalam ruangan, pakis asparagus membutuhkan cahaya tidak langsung yang terang.
2. Pakis boston Pakis Boston (Nephrolepis exaltata) adalah tanaman rumah yang sangat populer karena daunnya yang rimbun dan berbulu. Tanaman ini tumbuh subur di dalam ruangan dengan cahaya tidak langsung sedang atau terang. Pakis Boston akan menambahkan dedaunan yang subur ke ruangan Anda. Mereka juga bisa menjadi tanaman gantung yang bagus. Dengan penyiraman yang tepat, pakis Boston dapat tetap indah selama bertahun-tahun.
3. Pakis kangguru Pakis kanguru (Microsorum diversifolium), juga disebut pakis kangaroo paw merupakan tanaman asli Australia dan Selandia Baru. Dedaunan kangaroo fern lebih kokoh daripada kebanyak pakis lainnya. Struktur bulat kecil yang menghasilkan spora dapat terbentuk di bawah daun. Tanaman ini membutuhkan cahaya tidak langsung yang terang saat ditanaman di dalam ruangan.
4. Pakis sarang burung Bird's Nest Fern atau pakis sarang burung (Asplenium nidus) memiliki daun yang panjang dan lebar.
5. Pakis buaya Crocodile fern atau pakis buaya (Microsorum musifolium) memiliki daun berkerut dan kasar yang menyerupai sisik kulit buaya. Tidak seperti kebanyakan pakis lainnya, tanaman cantik ini lebih suka tumbuh dalam cahaya redup, sehingga cocok untuk sudut-sudut gelap di ruang Anda.
Dominikus Wirawan Kuncorojati, Sakina Rakhma Diah Setiawan Tim Redaksi
Ilustrasi tanaman hias pakis Boston.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Pilihan Tanaman Pakis untuk Mempercantik Ruangan, Bentuknya Unik", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/homey/read/2023/03/19/155508976/5-pilihan-tanaman-pakis-untuk-mempercantik-ruangan-bentuknya-unik?page=2.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Sebagian Besar Hotel Jaringan Internasional Ada di Pulau Jawa dan Bali Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebagian Besar Hotel Jaringan Internasional Ada di Pulau Jawa dan Bali
KOMPAS.com - Terdapat hotel dan usaha akomodasi di Indonesia yang pengelolaannya berada di bawah manajemen jaringan hotel internasional. Berdasarkan publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya di Indonesia 2024, hotel bintang memiliki keterlibatan dengan jaringan internasional lebih besar dibandingkan usaha akomodasi lainnya.
Pada hotel berbintang, 11,12 persen dikelola oleh jaringan internasional. Sementara usaha akomodasi lainnya yang dikelola oleh jaringan internasional hanya 0,21 persen. Jaringan internasional menawarkan akses terhadap standar pelayanan global, sistem manajemen modern, serta pemasaran yang luas melalui jaringan reservasi internasional.
Dilihat dari sebaran wilayahnya, sebagian besar hotel jaringan internasional berada di Pulau Jawa dan Bali.
Dari keseluruhan hotel jaringan internasional di Indonesia, paling banyak terdapat di Provinsi Bali yakni sebesar 20,77 persen, diikuti Jawa Barat sebesar 14,08 persen, dan DKI Jakarta sebesar 13,38 persen. Sedangkan di Provinsi Maluku, Maluku Utara, dan Papua Pegunungan tidak terdapat hotel yang berjaringan internasional.
Muhdany Yusuf Laksono Penulis
Ilustrasi hotel atau penginapan.(DOK.SHUTTERSTOCK/Kanyapak Lim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebagian Besar Hotel Jaringan Internasional Ada di Pulau Jawa dan Bali", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2025/01/12/182557221/sebagian-besar-hotel-jaringan-internasional-ada-di-pulau-jawa-dan-bali.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sebagian Besar Hotel Jaringan Internasional Ada di Pulau Jawa dan Bali", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2025/01/12/182557221/sebagian-besar-hotel-jaringan-internasional-ada-di-pulau-jawa-dan-bali.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Download aplikasi: https://kmp.im/app6