JAKARTA, KOMPAS.com - Wallpaper merupakan salah satu pilihan penutup dinding yang bisa Anda aplikasikan di ruangan manapun di rumah. Saat ini, wallpaper dinding hadir tak hanya hadir dengan warna-warna netral dan cerah. Wallpaper dinding berwarna gelap juga mulai diminati. Beberapa warna wallpaper gelap yang populer mencakup warna netral gelap, seperti coklat tua, hitam, dan abu-abu tua. Wallpaper dinding gelap dengan motif sederhana bisa menjadi pilihan terutama bagi mereka yang ingin menciptakan kesan mewah di dalam ruangan.
Warna wallpaper dinding berwarna gelap juga dapat membuat ruangan terlihat lebih tertutup dan nyaman. Karena itu, sangat direkomendasikan jika Anda ingin membuat suasana ruangan terasa lebih intim. Misalnya di ruang keluarga atau kamar tidur. Secara umum, warna gelap tidak cocok untuk ruangan yang lebih kecil karena dapat membuat ruangan terasa lebih sempit. Namun, jika Anda mendekorasi ruangan yang berukuran sedang hingga besar, maka tidak masalah bila ingin menggunakan wallpaper berwarna gelap.
Ingatlah bahwa wallpaper berwarna gelap memiliki dampak yang jauh lebih dramatis pada ruangan dibandingkan yang berwarna terang. Jika ruangan Anda memiliki kondisi pencahayaan yang buruk (seperti tidak ada jendela), warna gelap dapat membuat ruangan terasa membosankan dan suram. Sangat disarankan, agar tidak berlebihan menggunakan wallpaper dinding berwarna gelap dalam sebuah ruangan. Anda bisa menggunakannya pada satu sisi ruangan saja dan mengombinasikannya dengan dinding polos yang dicat dengan warna netral seperti putih dan krem. Kombinasi warna terang dan gelap akan membuat sebuah ruangan terlihat lebih seimbang dan mudah ditata. Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ingin Ruangan Terlihat Nyaman? Gunakan Wallpaper Berwarna Gelap ", Klik untuk baca: https://www.kompas.com/properti/read/2024/07/12/200000221/ingin-ruangan-terlihat-nyaman-gunakan-wallpaper-berwarna-gelap-.
Jakarta - Lokasi merupakan salah satu aspek paling utama pada rumah. Kamu bisa membeli rumah di berbagai lokasi, mulai dari pedesaan, pegunungan, tengah kota, bahkan rumah di gang sempit sekali pun.
Namun, banyak yang bilang pengajuan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk rumah di dalam gang sulit disetujui oleh bank. Lantas, apa yang membuat rumah di gang sulit diajukan KPR?
Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menjelaskan sebenarnya bisa saja membeli rumah di gang dengan KPR. Akan tetapi, bank mempertimbangkan kesanggupan debitur untuk memenuhi kewajibannya, dari penghasilan, aset yang dijaminkan, dan likuiditas rumah.
"Penjualan rumah dalam gang tidak semudah penjualan rumah dengan akses jalan yang lebih lebar, misal dapat dilalui mobil, baik searah maupun dua arah. Hal ini yang menjadi salah satu pertimbangan bank untuk menolak membiayai pembelian rumah dalam gang apabila objek tersebut yang dijaminkan," ujar Arianto kepada detikcom, Rabu (4/7/2024).
Dalam pembiayaan dikenal bahwa jaminan adalah 'second way out', di mana jalan utama dalam penyelesaian pembiayaan adalah kemampuan debitur membayar dengan pendapatan yang diperolehnya. Namun, dalam kondisi tertentu bila debitur tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka bank akan melakukan eksekusi (penjualan) jaminan.
Baca artikel detikproperti, "Pengin Beli Rumah di Gang, Bisa Pakai KPR? Ini Jawabannya" selengkapnya https://www.detik.com/properti/tips-dan-panduan/d-7422509/pengin-beli-rumah-di-gang-bisa-pakai-kpr-ini-jawabannya.
KOMPAS.com - Ada beberapa jenis genteng untuk penutup atap rumah, tetapi kebanyakan orang umumnya memilih antara genteng beton atau genteng tanah liat. Keputusan akhir sering kali merupakan hasil dari perhitungan anggaran, gaya rumah, area setempat, dan ketentuan perencanaan. Namun, ada hal lain yang perlu dipertimbangkan juga, seperti berapa lama berencana tinggal di rumah tersebut dan gaya keseluruhan yang diinginkan. Dirangkum dari sejumlah sumber, berikut perbandingan antara genteng tanah liat dengan genteng beton:
1. Berat Terdapat perbedaan yang signifikan antara berat beton dan tanah liat. Sebab, genteng beton beratnya hampir 40 persen lebih berat daripada genteng tanah liat. Hidup Waswas Bersama Tanah Bergerak di Bojongmangu Artikel Kompas.id Genteng beton dapat memiliki berat antara 820-1.100 pon per 100 kaki persegi, sedangkan genteng tanah liat hanya memiliki berat sekitar 600-650 pon. Baca juga: Valid, Genteng Tanah Liat Bikin Rumah Lebih Adem, Ini Alasannya Oleh karena itu, rumah yang ingin menggunakan genteng beton perlu memastikan bahwa atapnya secara struktural mampu menahan beban tersebut.
2. Tampilan Secara tampilan genteng beton dengan genteng tanah liat sama saja. Seperti halnya dari segi warna. Namun, sifat alami tanah liat memungkinkan tampilan genteng tanah liat bisa bertahan lama dengan stabilitas warna yang lebih baik. Sementara genteng beton, meskipun sebagian besar sudah diwarnai, estetika akhir dicapai dengan pelapisan dan hal ini dapat berkurang atau memudar seiring berjalannya waktu.
3. Daya tahan Genteng tanah liat dan beton mampu mengungguli banyak bahan penutup atap rumah lainnya. Genteng tanah liat umumnya bisa tahan lebih lama dengan kemampuan mencapai 100 tahun. Sementara genteng beton dapat bertahan sekitar 50 tahun. Namun, lokasi, pemasangan, dan seberapa baik perawatannya memengaruhi panjangnya umur pakai kedua genteng tersebut. Selain itu yang perlu menjadi catatan, daya serap air kedua genteng tersebut juga bisa memengaruhi daya tahannya. Genteng beton memiliki daya serap air sekitar 13 persen, sedangkan genteng tanah liat sekitar 6 persen. Akibatnya, genteng beton berpotensi lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur dan noda. Tingkat penyerapan yang lebih tinggi juga berarti bahwa saat genteng beton basah akan lebih berat, sehingga menambah beban pada struktur atap. Sementara itu, genteng tanah liat lebih sedikit masalah jamur dan noda karena tingkat penyerapan air yang rendah. Kendati demikian, genteng tanah liat memungkinkan mengalami retak pada cuaca yang sangat dingin. Baca juga: Ingin Pakai Genteng Beton Sebagai Atap Rumah? Ketahui Plus Minusnya Intinya, menjaga atap tetap bersih, bebas lumut, dan segera mengganti genteng yang retak, hilang atau rusak, akan memperpanjang umur kedua jenis genteng itu.
4. Pemeliharaan Karena beban lebih berat dan masalah yang disebabkan oleh tingkat penyerapan air tinggi, perawatan genteng beton jauh lebih rumit. Sedangkan, karena genteng tanah liat tidak memiliki masalah tersebut, tidak banyak tantangan yang muncul dalam merawatnya, meskipun perawatannya juga dapat bervariasi tergantung pada produsen bahannya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Genteng Tanah Liat Vs Beton, Mana Pilihan Anda?", Klik untuk baca: https://properti.kompas.com/read/2024/06/29/195013621/genteng-tanah-liat-vs-beton-mana-pilihan-anda?page=all#page2.
Kompascom+ baca berita tanpa iklan: https://kmp.im/plus6
Bukan cuma soal anggaran, ada sejumlah hal lain yang mesti dipertimbangkan sebelum membeli rumah. Salah satunya terkait lokasi hunian berada.
Hal ini patut dipikirkan dengan matang karena lokasi rumah dapat mempengaruhi aktivitas penghuninya. Letak hunian yang strategis bisa mempermudah kamu menjalankan kegiatan harian. Poin plusnya juga, rumah jadi punya nilai lebih jika hendak dijual nantinya.
Steve Sudjianto, seorang pengamat dan ahli properti membeberkan parameter rumah yang terletak di lokasi yang tepat. Menurutnya, jika hunian itu disewakan atau dijual kembali maka peminatnya tinggi.
"Salah satu indikator bahwa hunian tersebut berada di lokasi yang baik adalah apabila akan disewakan atau ingin dijual kembali, banyak peminatnya (likuiditas tinggi)," katanya,.
Lantas, lokasi mana saja yang pas untuk membeli rumah?
Lokasi yang Tepat untuk Beli Rumah
Dikutip dari catatan detikProperti dan laman Investopedia, berikut lokasi yang pas untuk membeli rumah:
1. Dekat dengan Transportasi Umum
Hunian dengan akses transportasi umum yang dekat bisa dipilih. Pasalnya, fasilitas tersebut mempermudah kamu untuk menjangkau kendaraan ketika hendak bepergian. Dengan begitu, kamu akan lebih hemat karena tidak perlu ada penambahan ongkos untuk naik angkutan umum.
2. Ada Sarana Penunjang di Sekitarnya
Sarana mencakup layanan kesehatan, sekolah, hingga toko kelontong atau minimarket juga perlu dipertimbangkan saat hendak beli rumah. Fasilitas tersebut penting ada di sekitar hunian, lagi-lagi agar mempermudah penghuni rumah.
Dengan klinik atau rumah sakit yang dekat, kamu jadi tidak terlalu khawatir apabila datang kondisi darurat yang harus segera mendapat pertolongan. Begitu pula kamu tidak perlu jauh-jauh untuk membeli persediaan makanan.
3. Tidak Rawan Bencana
Penting juga untuk memilih rumah yang tidak terletak di kawasan rawan bencana. Sebagai contoh, hindari hunian yang berada di area rawan banjir
Steve menyarankan agar kamu perlu mencari tahu terlebih dahulu info frekuensi banjir di wilayah rumah yang hendak dibeli. Kamu mendatangi langsung dan menanyakannya kepada lurah. RT, atau warga lingkungan setempat.
4. Terletak di Area yang Aman
Aspek keamanan rumah juga tidak boleh terlewati. Pilihlah hunian yang terletak di lingkungan dengan tingkat kriminalitas rendah. Bisa juga membeli rumah di kawasan yang ada satpam berjaga, seperti komplek perumahan atau cluster.
5. Memiliki Sumber Air Bersih
Air bersih termasuk kebutuhan dasar. Air diperlukan untuk masak, minum, mandi, hingga mencuci. Maka itu, kamu perlu mencari rumah yang memiliki akses air bersih. Jika tidak, tentu nantinya kamu akan kesulitan untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
6. Posisi Rumah yang Nyaman
Posisi rumah juga perlu diperhatikan. Maksudnya, kamu juga mesti mempertimbangkan letak rumah berada jika kamu membeli rumah di perumahan atau cluster.
Sebagai contoh, rumah yang terletak sangat dekat dengan jalan raya biasanya dijual dengan harga lebih murah. Akan tetapi, hunian itu nantinya akan lebih sulit dijual kembali karena lebih sedikit peminat.
Penyebabnya mungkin karena sebagian orang tidak terlalu nyaman tinggal di lingkungan yang agak ramai lalu-lalang kendaraan.
7. Ada Rencana Pembangunan Ke Depannya
Lokasi rumah yang di sekitarnya direncanakan akan ada pembangunan fasilitas juga bisa dipilih. Karena, rencana pembangunan sekolah baru, rumah sakit, hingga sarana transportasi umum bisa meningkatkan nilai rumah di kawasan tersebut ketika kamu hendak menjualnya kelak.
Nah, itu dia sejumlah lokasi yang pas untuk membeli rumah. Pastikan kamu mempertimbangkan faktor-faktor di atas terlebih dahulu agar tidak menyesal di kemudian hari ya.
Baca artikel detikproperti, "Ini 7 Lokasi yang Pas untuk Beli Rumah, Cek Biar Nanti Nggak Menyesal" selengkapnya https://www.detik.com/properti/tips-dan-panduan/d-7299294/ini-7-lokasi-yang-pas-untuk-beli-rumah-cek-biar-nanti-nggak-menyesal.
Permintaan yang melonjak untuk properti residensial telah menjadi sorotan utama dalam pasar properti akhir-akhir ini, dengan peningkatan signifikan dalam aktivitas pembelian. Data terbaru menunjukkan bahwa harga properti residensial terus meningkat sebagai respons terhadap permintaan yang kuat dari para pembeli, terutama di kota-kota besar dan daerah pinggiran yang menawarkan ruang lebih luas dan lingkungan yang nyaman.
Para analis pasar properti mencatat bahwa rendahnya suku bunga hipotek, kebutuhan akan ruang kerja mandiri, serta pergeseran preferensi konsumen terhadap rumah yang lebih luas dan berkualitas, telah menjadi pendorong utama di balik lonjakan permintaan ini. Meskipun kenaikan harga dapat menjadi tantangan bagi pembeli, banyak yang tetap optimis tentang investasi jangka panjang di pasar properti residensial yang terus berkembang.
Sementara pasar properti residensial menunjukkan pertumbuhan yang kuat, properti komersial juga menjadi fokus bagi para investor yang mencari peluang investasi yang menjanjikan di tengah pemulihan ekonomi. Sektor properti komersial, terutama ruang kantor teknologi dan fasilitas logistik, telah menarik minat investor dengan potensi pengembalian yang tinggi.
Faktor-faktor seperti adopsi teknologi digital yang mempercepat transformasi bisnis dan perubahan pola kerja fleksibel telah membuka peluang baru dalam sektor ini. Para analis memperkirakan bahwa permintaan akan terus meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi global, membuat properti komersial menjadi pilihan investasi yang menarik dalam jangka panjang.